'Hamparan air rawa tampak kuning keemasan oleh
sinar mentari pagi, riuh anak Sekolah Dasar dan SMP satu atap menyambut mesra
para guru layaknya menyambut sang kekasih hati datang'
Desa Batang Alai,
perkampungan unik yang berada diatas rawa. Ketika rawa lebak dalam ini tergenang, air
mencapai hampir 3 meter. sejauh mata memandang sekeliling hanyalah haparan rawa luas terbentang. Sekilas persis suku bajuo suku asli khas daerah pantai. Tetapi
ketika kemarau tiba, air akan turun menampakkan hamparan tanah rawa diisi rerumputan.
Hati guru mana
yag takkan bahagia setiap pagi disambut pancaran mata cerah anak-anak yang
semangat untuk sekolah. Sekolah bagi mereka adalah kesibukkan yang berarti,
terlepas dari minimnya sarana bermain. Sekolah adalah tempat bermain,
bercengkrama berbagi kisah dan pendapat setelah malam hari melihat tontonan
televisi.
Sekolah bagi mereka adalah rengkuhan kasih sayang ibu pertiwi. Sekolah bagi mereka adalah untaian tali-tali takdir yang akan mereka jalani untuk
menuju masa depan. Beraktifitas
di sekolah berarti juga membuat mereka sejajar dengan anak-anak lain di negeri
ini, aktifitas yang wajib dilakukan anak seusia mereka.. Sekolah adalah bagian mimpi yang jadi kenyatan.
Para orang tua tak kalah semangat, deru suara mesin kapal kecil pengangkut para guru sudahlah hapal, dengan cepat para ibu menggambil alih lagi peran anak mereka, anak perempuan mengasuh adik mereka, para anak lelaki berperan menyiapkan peralatan nelayan ayahnya.
Tetapi tidaklah semua mahfum dengan hak anak mereka untuk sekolah, sebagian anak lelaki masih haruss melanjutkan tugas mereka layaknya lelaki dewasa, menyiapkan peralatan nelayan sekaligus berperan menjadi nelayan membantu ekonomi keluarga, atau anak perempuan yang mimpinya dipaksa berakhir dipelaminan.
Pilihan yang logis untuk mereka, beginitulah hidup...inilah pilihan yang terun-temurun dilakoni, Beralih dari posisi ini membutuhkan pengorbanan, tidak hanya pengorbanan psikis tapi juga materi. Pilihan sekolah bagi mereka ini adalah penundaan waktu yang memakan biaya.
Bagi mereka 'fungsi' sangat menentukan, mereka akan cenderung memilih sesuatu yang berfungsi langsung. fungsi praktis yang dapat mereka rasakan. Pilihan bekerja jadi nelayan akan berfungsi menghasilkan pendapatan. Sekolah adalah investasi jangka panjang, bagi mereka tidak berfungsi langsung. Terutama fungsi dalam memperbaiki ekonomi keluarga. Adalah logis ketika mereka memilih aktifitas ber'fungsi' langsung dalam himpian ekonomi yang dewasa ini semakin ketat.
Anak lelaki seumuran usia sekolah SMP adalah aset keluarga untuk mencapai pendapatan ekonomi keluarga. sedangkan anak perempuan seusia ini adalah beban ekonomi keluarga, saatnya untuk menuju pelaminan, peralihan tanggung jawab tanggungan yang dialihkan ke kepala keluarga baru sang mempelai.
Untuk merubah paradigma pikir masyarakat pada kenyataan seperti diatas tentulah memerlukan pendekatan oleh sekoah. Sekolah harus dapat menjawab 'fungsi praktis' yang diinginkan masyarakat. Sayangnya model kurikulum yang ditawarkan belum mampu untuk menjawab tantangan dari masyarakat ini.
Mungkin terori ekonomi yang dikenal dengan Teori Opportunity Cost (biaya peluang) berlaku pada masyarakat ini. Teori Opportunity Cost didefinisikan sebagai suatu
kesempatan mendapatkan keuntungan yang hilang karena keputusan mengambil suatu
pilihan. Dalam kasus ini variabel pilihannya adalah sekolah dan tidak sekolah. mengambil keputusan membiarkan anak sekolah berarti mereka merelakan untuk kehilangan mendapatkan penghasilan.
Pada akhirnya organisasi sekolah harus mampu menjawab fenomena ini. Sebuah sekolah tidak hanya dituntut mampu menjawab tantangan sebagai sebuah organisasi, lebih jauh sebuah seekolah juga harus mampu menjadi agen perubahan kultural sosial masyarakat menuju lebih baik.
Sekolah harus dapat membuktikan diri untuk menjadi pilihan yang 'logis' bagi masyarakat. Sekolah harus mampu memberikan 'fungsi praktis' yang diinginkan masyarakat. fungsi praktis bentuk lain yang dapat dirasakan masyarakat. Fungsi praktis yang dapat menggiring pola pikir masyarakat akan pentingnya investasi pendidikan bagi anak-anak mereka.
Fungsi praktis yang ditawarkan tidaklah harus bentuk 'alih penghasilan' tetapi dapat berupa keterampilan hidup yang masyarakat yakini dan percaya dapat menjadikan hidup mereka terbebas dari himpitan ekonomi dan kebodohan kelak dimasa depan. wassalam
Muhammad Ilyas, M.A